ANALISA KANDUNGAN ELISITOR BIOSAKA DARI BAHAN GULMA BABADOTAN (Ageratum conyzoides L), TUTUP BUMI (Elephantopus mollis Kunth), MAMAN UNGU (Cleome rutidosperma), ANTING-ANTING (Acalypha australis), JELANTIR (Erigeron sumatrensis Retz) SEBAGAI BAHAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

Elisitor biosaka merupakan ramuan lautan tumbuhan yang dibuat dari gulma�gulma sekitar tanaman pokok. Fungsinya untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit serta menjadi pupuk organik cair.Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Januari di kebun praktek wedomartani Politeknik LPP Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan elisitor biosaka sebanding dengan standart mutu pupuk organik cair (POC). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif
dengan cara membandingkan hasil uji sifat kimia dengan standar Keputusan Menteri RI Nomor 261 tahun 2019 mengenai pupuk organic, pupuk hayati, dan pembenah tanah. Sifat fisik dan juga kriteria elisitor biosaka seperti warna dan
juga aroma telah memenuhi standart mutu peraturan menteri pertanian nomor 261 tahun 2019. Sifat kimia elisitor biosaka pH mencapai 7 yang sudah memenuhi dan untuk kandungan C-Organik 1,77% ,N 0,52% , P 0,031%, dan K 0,061% belum
memenuhi kriteria standart mutu peraturan menteri pertanian nomor 261 tahun 2019. Hal ini dikarenakan kurangnya penutupan yang kurang rapat pada proses fermentasi yang mengakibatkan terjadinya anaerob, maka perlunya menghindari
anaerob, karena penelitian ini akan memiliki kandungan yang sesuai dengan standart kualitas mutu permentan nomor 261/KPTS/SR310/M/4/2019.