PENGARUH PERSENTASE PLASTICIZER POLIETILEN GLIKOL (PEG) DALAM PEMBUATAN EDIBLE FILM BERBAHAN SELULOSA LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)

Plastik sintetis bersifat sukar terdegradasi, sehingga menyebabkan pencemaran bagi lingkungan. Salah satu satu upaya untuk penanganan tersebut yaitu dengan membuat edible film berbahan selulosa. Tujuan penelitian ini adalah menciptakan produk edible film dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), karena limbah ini mengandung serat selulosa yang tinggi. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: tahap delignifikasi dengan larutan NaOH 5% selama total waktu 3 jam disertai dengan pengadukan 275 rpm dan pemanasan 80℃; tahap bleaching menggunakan larutan H2O2 5% selama total waktu 2 jam dengan kecepatan pengadukan dan suhu pemanasan yang sama seperti tahap delignifikasi; tahap blending selama 10 menit dengan blender; dan tahap pembuatan edible film melalui pencampuran selulosa TKKS dengan Plasticizer PoliEtilen Glikol (PEG) dan bahan tambahan yaitu CMC, kitosan dan tapioka. Hasil uji Fourier Transform Infa Red (FTIR) menunjukkan bahwa proses delignifikasi dan bleaching berhasil dilakukan, ditandai dengan hilangnya panjang gelombang 2851 dan 1239 cm-1 milik lignin dan terbentuknya selulosa bebas, namun setelah proses blending terdapat penurunan indeks pada panjang gelombang 1420 cm-1 dikarenakan adanya perubahan struktur pada selulosa dari kristalin menjadi amorf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua edible film yang dihasilkan telah memenuhi standar kekuatan tarik berdasarkan Japanese International Standar (JIS) Z 1707 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) No 7188.7:2016 dengan nilai berkisar 26,9666–50,8826 MPa, namun tidak dengan nilai elongation yang masih di bawah standar. Nilai kelarutan diperoleh sekitar 43-93%. Ketebalan film mengalami peningkatan seiring dengan penambahan selulosa dan PEG. Edible film TKKS berpotensi untuk diaplikasikan, namun harus mempertimbangkan sifat fisis dan mekanis dari masing-masing variasinya.