Pemanfaatan Buah Sawit Lewat Matang (Elaeis Guineensis Jacq) Sebagai Pengganti Margarin Dalam Peningkatan Mutu Kue Lumpur Kukus

Kelapa sawit merupakan komoditi yang sedang banyak diperbincangkan di khalayak ramai. Pengolahan kelapa sawit yang tergolong mudah dan cepat dijadikan salah satu pertimbangan dalam pemilihan produksi komoditi perkebunan. Pengolahan kelapa sawit menggunakan buah matang dengan fraksi 2-3, tetapi kondisi buah sawit lewat matang yang dianggap mengganggu proses produksi juga tidak dapat dihindari. Buah lewat matang memiliki tekstur lebih lunak dengan warna keoranyean sehingga sangat disayangkan apabila buah lewat matang disisihkan bahkan hingga dibuang. Buah sawit lewat matang sangat banyak ditemukan di daerah Indragiri Hilir, Riau karena sistem panen yang menggunakan perputaran waktu yakni setiap lima belas hari sekali. Melihat kondisi ini perlu dilakukan tindakan untuk menangani buah lewat matang tersebut salah satunya yakni dengan mengolah buah sawit lewat matang menjadi kue lumpur. Kue lumpur merupakan salah satu makanan yang banyak diminati disemua kalangan masyarakat karena rasa dan teksturnya yang menarik. Pengolahan kue lumpur dengan tambahan komposisi buah sawit lewat matang ini juga diharapkan mampu mendongkrak nilai finansial buah sawit, memperkaya keanekaragaman pangan serta dapat membantu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Pengolahan kue lumpur dengan tambahan komposisi buah sawit lewat matang diproduksi secara sederhana dengan melalui tahapan pengecilan ukuran buah menggunakan pisau, perebusan dengan suhu 100 o celcius, pencampuran bahan, dan pengukusan menggunakan suhu 90 o celcius. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu kepada masyarakat untuk pemanfaatan buah sawit lewat matang sawit sebagai alternatif pengganti margarin dalam pembuatan kue lumpur, dengan hasil berupa peningkatan kualitas kue lumpur pada kandungan protein 3,75%.