OPTIMASI PRODUKSI FURFURAL DARI HIDROLISIS BAGASSE DENGAN VARIASI KONSENTRASI ASAM ASETAT DAN SUHU

Ampas tebu (bagasse) merupakan hasil samping dari Pabrik Gula yang memiliki beberapa kandungan zat yang cukup bernilai tinggi. Salah satunya ialah furfural atau sering disebut pula disebut dengan furfuraldehida. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengambil furfuraldehida dan cara yang paling sederhana ialah metode hidrolisis asam. Pada penelitian ini, hidrolisis dilakukan dengan bantuan asam asetat. Ampas tebu direaksikan dengan asam asetat di dalam labu leher tiga yang berkapasitas 500 ml, dilengkapi dengan pengaduk, pemanas, pendingin dan thermometer. Proses dijalankan pada variasi konsentrasi asam asetat 12% dan 20% dan variasi suhu pada 90oC, 95oC, 100oC, dan 105oC dengan putaran pengaduk 250 rpm dan waktu reaksi 2,5 jam. Hasil dari proses hidrolisis kemudian dianalisis secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis kuantitatif ditujukan untuk menghitung total furfural yang dapat terambil dari bagasse, sementara analisis kualitatif untuk menentukan konsentrasi furfuraldehida yang masih tersisa di ampas. Analisis kualitatif ini menggunakan alat spektrofotometer Fourier Transform InfraRed (FTIR). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa total furfural mencapai titik maksimum di hasil FTIR pada konsentrasi asam asetat 20% suhu 90oC dengan indeks karbonil 0,9207, sedangkan untuk variasi suhu, total furfural tertinggi pada suhu 100ºC yaitu sebesar 69,96 mgram.