PENGARUH VARIASI DOSIS FLOKULAN TERHADAP NIRA TEBU WAYU DAN TEBU TERBAKAR DITINJAU DARI KECEPATAN PENGENDAPAN

Tujuan dari proses pemurnian adalah untuk memisahkan bukan gula agar didapatkan nira sejernih mungkin dalam waktu yang optimal. Pada proses pemurnian ini dibutuhkan bahan pembantu proses berupa flokulan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi pengendapan. Penggunaan flokulan harus dalam bentuk cair. Hal ini dimaksudkan agar distribusi flokulan pada nira lebih merata sehingga akan mudah terbentuk gumpalan. Flokulan yang digunakan harus memiliki dosis yang tepat agar memberikan berat jenis endapan yang besar pada partikel-partikel koloid yang saling berikatan sehingga dapat dihasilkan proses pengendapan yang lebih cepat. Variasi dosis yang digunakan adalah 2ppm, 2,5ppm, 3ppm, 3,5ppm. Berdasarkan hasil penelitian bahwa, dosis flokulan yang paling optimal jika dilihat dari kecepatan pengendapan adalah 2ppm untuk tebu bakar yang segar dan untuk tebu yang kurang segar (wayu) menggunakan dosis lebih tinggi yaitu 2,5ppm. Jika dosis flokulan kurang, maka mengakibatkan tumbukan antar partikel berkurang sehingga mempersulit pembentukan flok. Begitu juga sebaliknya jika dosis flokulan terlau banyak maka flok tidak terbentuk dengan baik dan dapat menimbulkan kekeruhan kembali.