Lusiana, Antika (2020) Laporan Praktik Kerja Iii Program Tematik Perbandingan Perbanyakan Trichoderma Sp Menggunakan Media Dedak, Beras, Dan Jagung Untuk Mengendalikan Penyakit Pokkahbung Pada Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Di Gabungan Kelompok Tani "Anugerah Tani" Kapongan, Situbondo. Internship Report III thesis, Politeknik LPP.
PKL_III_LUSIANA_ANTIKA_17.04.044[1] - Lusiana Antika.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Abstract
"Tanaman tebu di Indonesia menjadi salah satu komoditi perkebunan yang ditanam oleh petani rakyat mandiri, usaha kerjasama dengan pabrik gula, ataupun pabrik gula menyewa lahan pertanian penduduk dan sekaligus mengupah tenaganya dalam usaha mengembangkan tanaman tebu bagi keperluan memenuhi bahan baku pabriknya (Amalia D.R, 2012).
Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah tanaman yang ditanam untuk keperluan bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Di Indonesia, tebu banyak dibudidayakan di Pulau Jawa dan Sumatra. Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Setelah itu nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir. Dari proses pembuatan gula tersebut akan dihasilkan gula sebanyak 5%, ampas sebanyak 90%, dan sisanya berupa tetes (molase) dan air (Indrawarto, 2010).
Dalam perkembangannya, untuk menghasilkan gula dengan kualitas dan kuantitas yang baik, maka diperlukan bahan baku berupa tebu yang berkualitas unggul termasuk tebu yang terbebas dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit tanaman tebu dapat menurunkan potensi gula yang terkandung di dalam tebu sehingga perlu dilakukan manajemen pengendalian hama dan penyakit terpadu yang dapat mengendalikan jumlah hama dan penyakit secara ramah lingkungan. Salah satu hama yang dapat menurunkan potensi produksi tanaman tebu adalah Penyakit Pokkahbung.
Penyakit Pokkahbung merupakan salah satu penyakit yang disebabkan olehjamur Fusarium moniliformae yang memiliki 3 stadium penyerangan. Stadium 1 ditandai dengan munculnya klorosis pada helai daun yang baru membuka kemudian timbul garis-garis merah. Stadium 2 terdiri dari gejala adanya garis-garis merah kecokelatan yang meluas menjadi rongga-rongga dalam. Stadium 3 memiliki gejala spesifik berupa membengkoknya batang tanaman tebu. Jamur Fusarium moniliformae menyerang titik tumbuh sehingga menyebabkan pembusukan yang disertai dengan bau tidak sedap sehingga tanaman menjadi mati (Heryanti V,2008).
Penyakit ini biasanya hanya timbul pada daerah-daerah tertentu sehingga penanganannya selama ini hanya dengan melakukan pengoptimalan sanitasi kebun dan pembakaran apabila terdapat tanaman yang terjangkit penyakit Pokkahbung di lapangan. Cara ini dianggap masih kurang efektif karena Pokkahbung yang disebabkan oleh jamur dapat berkembangbiak dengan cepat melalui spora yang diterbangkan oleh angin maupun spora yang tertinggal di dalam tanah.
Dewasa ini, terdapat beberapa jurnal ilmiah yang melakukan penelitian sebagai rangka mendapatkan alternatif pengendalian Penyakit Pokkahbung secara efektif dan efisien yaitu menggunakan organisme Trichoderma sp.Pemberian jamur antagonis Trichoderma sp. mampu menekan pertumbuhan jamur patogen F. moniliformae dan mampu melindung tanaman dari Pokkahbung. Selain itu, Trichoderma sp. juga dapat bermanfaat sebagai biofungsisida, memperbaiki kualitas tanah, starter pembuatan kompos, dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit (Pratiwi, dkk. 2013).
Perkembangbiakan Trichoderma sp. biasanya digunakan menggunakan media PDA atau Potato Dextrose Agar namun karena sasaran pembuatan instruksi kerja, penyebarluasan informasi dan perbanyakan Trichoderma sp. ini adalah kepada kelompok tani yang pada dasarnya bekerja secara manual, sehingga penggunakan bahan kimia Dextrose dirasa sulit dilakukan sehingga perlu adanya inovasi penggantian pembuatan media perkembangbiakan lain yang lebih murah dan mudah didapatkan seperti dedak, jagung, dan beras.
Jamur Trichoderma sp. pada dasarnya mudah hidup diberbagai media dengan jumlah karbohidrat yang cukup untuk melakukan perkembangannya. Dedak, beras, dan jagung adalah suatu bahan yang murah dan mudah ditemukan di masyarakat sehingga perbanyakan Trichoderma sp. ini diharapkan lebih mudah untuk dilakukan. Dengan adanya instruksi kerja perbandingan penggunaan media perbanyakan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran kepada petani mengenai media perbanyakan yang efektif digunakan.
Dalam masa pandemi COVID-19 yang semakin meluas ini juga membuat semua pihak mengurangi kegiatan di luar rumah sehingga dengan melakukan perbanyakan secara mandiri di rumah masing-masing yang difasilitasi oleh GAPOKTAN dapat memberikan pengaruh atau hasil yang nyata terhadap kegiatan budidaya yang dilakukan para anggota terutama mengingat kelangkaan pupuk yang semakin parah sehingga harganya yang cukup mahal, Trichoderma sp merupakan salah satu alternatif agar para petani dapat menghasilkan produksi optimum di tengah pandemi. "
Item Type: | Thesis (Internship Report III) |
---|---|
Creators: | Creators NIM/NIDN Lusiana, Antika 17.04.044 |
Contributors: | Contribution Contributors NIDK/NIDN Thesis advisor Ir. Kusnu, Martoyo, M.S 9905546772 |
Corporate Creators: | Kelompok Tani "Anugerah Tani" Kapongan, Situbondo |
Uncontrolled Keywords: | tebu, instruksi kerja, trichoderma sp, penyakit pokkahbung, media beras, media jagung, media dedak, perbandingan, perbanyakan, |
Subjects: | 600 – Teknologi (Ilmu Terapan) > 630 Pertanian > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan |
Thesis Strata: | Diploma III |
Divisions: | DIII Budidaya Tanaman Perkebunan |
Depositing User: | Rizaldy Kamal Fadillah |
Date Deposited: | 26 Sep 2021 10:50 |
Last Modified: | 26 Sep 2021 10:50 |
URI: | https://repository.polteklpp.ac.id/id/eprint/39 |