TUGAS AKHIR PEMANFAATAN ABU KETEL DAN BLOTONG PADA PEMBIBITAN TEBU (Saccharum officinarum L) DENGAN SISTEM BUD SED

Blotong menjadi masalah yang serius bagi pabrik gula dan masyarakat sekitar. Dimusim hujan, tumpukan blotong basah, sehingga menebarkan bau busuk dan mencemari lingkungan. Abu ketel (boiler ash) adalah limbah padat hasil pembakaran ampas tebu ( bagasse). Ampas tebu juga dapat dikatakan sebagai produk pendamping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan bibit tebu bud sed dengan menggunakan limbah ketel dan blotong. Penelitian dilakukan di Greenhouse Politeknik LPP Wedomartani Kabupaten Sleman Yogyakarta pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2020. Penelitian ini akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor 1 yaitu Dosis Pemberian Blotong dan Faktor 2 yaitu Dosis Pemberian Ketel, yang terdiri dari 16 perlakuan, dan diulang sebayak 3 kali sebagai blok sehingga didapat 48 unit percobaan. Dengan faktor pertama dosis pemberian blotong B0 = 0 %B1 = 40 %, B2 = 20 %, B3 = 10 % dan faktor kedua dosis pemberian abu ketel K0 = 0 %, K1 = 40 %, K2 = 20 %, K3 = 10 % Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pemberian blotong dan abu ketel atau tidak berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan panjang akar.