Pengawasan Proses Pengolahan Gula di PT. Perkebunan Nusantara XI Pabrik Gula Pandjie–Situbondo

Pabrik Gula Pandjie dengan kapasitas giling 2.000 TCD menggunakan sistem Quintuple Effect yaitu lima badan penguap digunakan secara seri dan skema masak ACD pada stasiun kristalisasi. Pada prosesnya, tebu pertama ditimbang di timbangan tebu dan dilakukan analisa pendahuluan di emplasemen. Tebu kemudian diteruskan ke stasiun pemerahan dimana tebu dicacah terlebih dahulu menggunakan alat kerja pendahuluan sebelum digiling menggunakan rol gilingan hingga menghasilkan nira mentah. Nira mentah kemudian diteruskan ke stasiun pemurnian untuk menghilangkan zat bukan gula yang masih terdapat di dalam nira. Nira mentah dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan Juice Heater hingga suhu 75ºC dan diendapkan kotorannya dengan bantuan pemberian susu kapur (Ca(OH)2) dan gas belerang (SO2) hingga menghasilkan nira jernih / encer. Nira Encer selanjutnya dievaporasi di stasiun penguapan hingga brix 58% - 65% dengan menggunakan badan penguap (Evaporator) dengan sistem Quintruple Effect dan berada di dalam keadaan vakum. Stasiun penguapan menghasilkan nira kental yang selanjutnya digunakan sebagai bahan masak di stasiun kristalisasi untuk menghasilkan masakan dengan brix 88% - 95% yang akan diputar dengan menggunakan gaya sentrifugal di stasiun pemutaran untuk memisahkan gula dengan larutan induknya sehingga menghasilkan gula produk. Gula produk sebelumnya di saring terlebih dahulu di Vibrating Screen hingga didapatkan gula dengan ukuran standar yang selanjutnya dikemas di alat pengepakan dengan netto 50 kg/karung yang siap untuk disdistribusikan.