Respon Pertumbuhan Mucuna bracteata Terhadap Pemberian Pupuk Hayati Rhizobium sp Dengan Dosis Yang Berbeda

Penggunaan tanaman kacangan sebagai penutup tanah (Legume Cover Crop) merupakan salah satu kebijakan yang sudah lama diterapkan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Salah satu tanaman LCC (Legume Cover Crop) yang banyak digunakan di perkebunan kelapa sawit adalah Mucuna bracteata karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan seperti pertumbuhan tanaman yang cepat, tahan terhadap naungan, dapat berkompetisi dengan pertumbuhan gulma, kemampuan fiksasi N yang tinggi jika bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. Manfaat bakteri Rhizobium sp yang dapat menambat N2 melalui simbiosis nya dengan tanaman Mucuna bracteata merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan pada tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di kebun praktek Politeknik LPP Yogyakarta Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta pada bulan April sampai Juni 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik terhadap penggunaan pupuk hayati Rhizobium sp pada tanaman Mucuna bracteata. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan 4 perlakuan yaitu R0 : Tanpa pupuk hayati Rhizobium sp, R1 : 2 g/polybag pupuk hayati Rhizobium sp, R2 : 8 g/polybag pupuk hayati Rhizobium sp, R3 : 15 g/polybag pupuk hayati Rhizobium sp. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat bintil akar, jumlah bintil akar, berat basah tajuk, berat basah akar, berat kering tajuk, berat kering akar, dan hubungan antar parameter. Data pengamatan diuji menggunakan Anova apabila terdapat perbedaan nyata maka dilanjut menggunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan respon pertumbuhan tanaman Mucuna bracteata pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun dengan pemberian pupuk hayati dengan dosis yang berbeda menunjukkan hasil yang sama, sedangkan pada parameter jumlah bintil akar, berat bintil akar, berat basah tajuk, berat basah akar, berat kering tajuk, dan berat kering akar menunjukkan bahwa dosis 15 g/polybag pupuk hayati (R3) memberikan hasil terbaik dibandingkan dosis 8 g/polybag pupuk hayati (R2), dosis 2 g/polybag pupuk hayati (R1), dan tanpa diberikan pupuk hayati Rhizobium sp (R0).