PENGARUH PENGGUNAAN AIR KONDENSAT DAN AIR SUMUR UNTUK PENGENCERAN FLOKULAN TERHADAPKECEPATAN PENGENDAPAN

Stasiun pemurnian di pabrik gula merupakan salah satu penentu kualitas Kristal gula yang dihasilkan. Proses pemurnian di pabrik gula bertujuan untuk memisahkan zat gula dengan semua jenis zat bukan gula atau pengotor yang terkandung dalam nira, dan meminimalisir kehilangan gula. Kunci utama keberhasilan dalam proses pemurnian yaitu waktu, suhu, dan pH yang berdampak pada efektifitas dan efesiensi di stasiun pemurnian. Penambahan bahan pembantu proses sangat diperlukan guna meningkatkan mutu proses dan mencapai kejernihan nira yang optimal.
Proses pemurnian di PG.Kedawoeng menggunakan bahan pembantu proses berupa susu kapur, gas SO2 dan flokulan dengan sistem pemurnian defekasi- sulfitasi. Flokulan ditambahkan di prefloc tower bertujuan untuk mengikat endapan kotoran yang telah terbentuk dari proses defekasi dan sulfitasi sehingga membentuk endapan yang lebih solid. Endapan tersebut menghasilkan berat jenis yang lebih besar sehingga lebih muda diendapkan. Pengenceran flokulan menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap kinerja flokulan dalam mengikat kotoran. Pelarut flokulan yang digunakan yaitu air kondensat dan air sumur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kondensat lebih optimal sebagai bahan pengencer flokulan. Kotoran lebih cepat mengendap dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan air sumur. Suhu dan putaran pengadukan juga berpengaruh terhadap kualitas flokulan sehingga menentukan pembentukan endapan dan kecepatan endapannya.

Kata Kunci: Flokulan, Pengenceran, Kecepatan Pengendapan.