Perbandingan Penggunaan Skema Penguapan Quadruple Effect dan Quintuple Effect Ditinjau dari Efisiensi Energi

Stasiun penguapan merupakan salah satu bagian di pabrik gula yang berfungsi untuk menguapkan kandungan air yang ada dalam nira. Proses penguapan bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi nira sampai mendekati titik jenuh yaitu dengan kekentalan 30-32ºBe atau kadar brix 60-64%. Operasi penguapan nira dilakukan secara bertahap dalam seri evaporator dan pemanasan dilakukan dengan menggunakan uap bekas (exhaust steam) yang bertekanan. Stasiun penguapan adalah bagian yang paling banyak mengkonsumsi uap yaitu sebesar 40% dari total kebutuhan uap seluruh pabrik gula. Oleh karena itu perlu dilakukan efisiensi energi dengan menerapkan skema penguapan secara bertingkat. Dari hasil analisis perhitungan diketahui bahwa penggunaan skema quintuple effect memiliki efisiensi energi yang lebih baik dari skema quadruple effect. Hasil tersebut diketahui dari penghematan penggunaan uap bekas untuk stasiun penguapan dengan skema quintuple effect yaitu sebanyak 10,84 ton/jam. Pada skema quintuple effect hanya memerlukan uap bekas sebanyak 102,53 ton/jam sedangkan pada skema quadruple effect memerlukan uap bekas sebanyak 113,37 ton/jam. Kemudian penghematan uap bekas dari penggunaan sistem bleeding yaitu sebanyak 10,81 ton/jam, sehingga total efisiensi energi yang didapatkan dari penggunaan skema quintuple effect adalah sebanyak 21,65 ton/jam, lebih baik dari skema quadruple effect dengan selisih energi yang dapat dihemat sebesar 8,15 ton/jam.