RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE-NURSERY TERHADAP PEMBERIAN VOLUME AIR SIRAMAN DAN DOSIS POC URIN KAMBING YANG BERBEDA

Salah satu penentu keberhasilan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah tahapan pembibitan. Pembibitan bertujuan untuk menyiapkan tanaman agar mampu beradaptasi dan tumbuh sesuai dengan lingkungan tumbuhnya. Tahapan pembibitan memerlukan waktu sekitar 12 bulan yang terdiri dari tahapan awal (pre-nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Dalam penelitian ini akan fokus pada tahap pembibitan di pre-nursery. Pembibitan pre-nursery tidak terlepas dari kegiatan pemeliharaan yaitu pemberian air dan pemupukan. Pemberian air siraman ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman kelapa sawit. Kebutuhan air yang cukup dapat mempengaruhi proses fisiologis tanaman terutama proses fotosintesis, pembelahan dan pembesaran sel. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair (POC) urin kambing yang bertujuan untuk menambah atau mencukupi kebutuhan unsur hara di dalam tanah dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Selain itu, pupuk organik cair juga berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah, baik kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik mutu pupuk organik cair (POC) asal urin kambing serta menerangkan respons pertumbuhan benih kelapa sawit, khususnya di pre-nursery pada pemberian volume air siraman dan dosis pupuk organik cair asal urin kambing yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama adalah volume air siraman yang terdiri dari lima taraf perlakuan yaitu: kontrol, 100, 200, 300, dan 400 ml/hari. Faktor kedua adalah dosis POC urin kambing yang berbeda yang terdiri dari lima taraf perlakuan, yaitu: kontrol, 5, 10, 15, dan 20 ml/l air. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 75 satuan percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 2 polybag tanaman sehingga total terdapat 150 polybag. Adapun parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot segar tajuk dan akar serta bobot kering tajuk dan akar. Parameter uji POC urin kambing yaitu: C-Organik, total hara makro N, P, K dan pH. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji F dengan uji lanjut Tukey pada taraf nyata 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi perlakuan antara volume air siraman dan dosis POC urin kambing yang berbeda memberikan interaksi yang tidak berbeda nyata pada peubah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot segar tajuk dan akar serta bobot kering tajuk dan akar bibit kelapa sawit. Hasil analisis kandungan unsur hara urin kambing yaitu: C-organik dan total hara makro tidak memenuhi syarat minimal teknis POC, namun pH telah memenuhi syarat minimal teknis POC berdasarkan Permentan No. 261 Tahun 2019 tentang persyaratan teknis minimal pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah. Perlu adanya penambahan bahan untuk sumber C-Organik (karbon organik) berupa molase atau tetes tebu yang berguna sebagai nutrisi bagi mikroba yang membantu proses kerja bioaktivator agar dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik sehingga memenuhi syarat mutu sebagai pupuk organik cair.

Kata kunci: pemberian air, pembibitan awal, pertumbuhan, urin kambing, vegetatif