Pengaruh Jenis Perekat Pada Biopelet Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis Guinensis) Terhadap Waktu Bakar

Tempurung kelapa sawit adalah produk samping dari pengolahan industri
kelapa sawit yang pemanfaatannya belum optimal sehingga dimanfaatkan menjadi
biopelet. Biopelet merupakan bahan bakar padat ramah lingkungan yang dibuat
dari biomassa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui nilai kalor
biopelet serta cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar energi terbarukan,
mengetahui pengaruh penggunaan jenis perekat pada biopelet terhadap waktu
bakar, mengetahui biopelet dengan kualitas terbaik, serta mengetahui cara
pembuatan biopelet. Biopelet dengan perekat molase didapat kadar air 0,05%,
perekat arpus 0,012%, perekat tapioka 0,1226%, kadar abu perekat molase 4,55%,
perekat arpus 0,3% dan perekat tapioka 4,1%, nilai kalor perekat molase
6572,3277 kal/g, perekat arpus 6589,3077 kal/g dan perekat tapioka 6547,1133
kal/g, serta nilai kalor cangkang kelapa sawit mula mula 4553,2295 kal/g dan
waktu bakar untuk perekat molase yaitu 35,5 menit, perekat arpus 47,3 menit dan
perekat tapioka 38,5 menit.
Pengaruh penggunaan perekat pada biopelet mempengaruhi kandungan
kadar air, kadar abu dan nilai kalor yang didapatkan, sehingga semakin kecil
kadar air dan kadar abunya tetapi nilai kalornya semakin besar maka waktu
bakarnya semakin lama, bioepelet yang memenuhi SNI 8021:2014 adalah biopelet
cangkang kelapa sawit dengan jenis perekat arpus.