Evaluasi Kinerja Pabrik Ditinjau dari Nilai Overall Recovery (ISSCT) dan Nilai Efisiensi Pabrik (JAWA) di PT. Industri Gula Glenmore

Dalam menjalankan proses produksi di pabrik gula, sangatlah penting untuk memiliki sebuah tolok ukur yang dapat mengukur kemampuan kinerja suatu proses. Bertujuan untuk meningkatkan efisiensi juga Kristal gula, angka – angka pengawasan penting untuk ditinjau dan di analisa guna memperhitungkan nilai kinerja pabrik pada proses di pabrik gula. Efisiensi kinerja Pabrik Gula dapat ditinjau menggunakan nilai Overall Recovery (metode ISSCT) dan nilai efisiensi pabrik (metode Jawa). Semakin besar nilai efisiensi teknis sebuah pabrik gula maka pabrik tersebut dapat dikatakan efisien dan begitu juga sebaliknya. Semakin efisien proses produksi gula maka semakin tinggi profit dan keuntungan yang dapat diperoleh. Hasil Penelitian menunjukkan efisiensi kinerja pabrik telah optimal dilihat dari nilai Overall Recovery dengan perhitungan metode ISSCT diperoleh angka sebesar 84,42% dan efisiensi pabrik dengan perhitungan metode Jawa diperoleh angka sebesar 92,39%. Perbedaan hasil kedua metode pengawasan terjadi akibat perbedaan basis perhitungan yang digunakan (ISSCT menggunakan basis pol sedangkan Jawa menggunakan basis brix). Tinggi rendahnya efisiensi pabrik yang diperoleh dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas tebu, kualitas nira mentah, HPB, PSHK, dan jumlah kehilangan gula. Faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap efisiensi kinerja pabrik adalah jumlah kehilangan gula dengan pengaruh untuk nilai Overall Recovery sebesar 99,65% dan pengaruh untuk nilai efisiensi pabrik sebesar 98,64%.