PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI PEREKAT DALAM PEMBUATAN BIOPOLYBAG BERBAHAN BAKU BIOMASSA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Polybag adalah tempat persemaian untuk tanaman yang terbuat dari bahan anorganik, sehingga dapat menimbulkan peningkatan sampah plastik. Sampah plastik sangat sulit terdekomposisi secara alami karena memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk mengalami penguraian. Oleh karena itu, diperlukan inovasi yang memiliki peran seperti polybag plastik namun berbahan organik yaitu dengan pembuatan biopolybag. Pada penelitian ini dibuat biopolybag berbahan dasar Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dengan perekat tepung tapioka. Tepung tapioka merupakan zat pati yang dapat berfungsi sebagai perekat karena memiliki kandungan amilopektin yang tinggi. Tingkat daya rekat akan berpengaruh pada kualitas produk biopolybag. Selain TKKS dan tepung tapioka, pada penelitian ini juga digunakan filler sekam padi. Pembuatan biopolybag dimulai dengan pencacahan serta penghalusan TKKS dan sekam padi yang kemudian dilakukan penyeragaman ukuran dengan cara pengayakan. Setelah itu, bahan dicampur dengan perekat tepung tapioka dan dicetak di cetakan pot bunga persegi, lalu dikeringkan. Setelah kering, biopolybag akan dianalisis dengan pengujian secara mekanis. Uji mekanis yang dilakukan ada tiga, yaitu uji kekuatan tekan, uji kekuatan tarik, dan uji kekerasan. Hasil uji terbaik berada pada kadar perekat 20% dengan nilai kekuatan tekan yaitu 1,486 kg/cm2, nilai kekuatan tarik 404,56 kgf/cm2, dan nilai kekerasan sebesar 63,99 HV. Selain itu, dilakukan juga uji kerapatan yang membuktikan bahwa biopolybag memiliki nilai kerapatan yang baik yaitu sekitar 0,4 – 0,6 g/cm3.

Kata kunci: biopolybag, TKKS, perekat, tepung tapioka, uji mekanis