Efektivitas Pengendalian Hama Ulat Kantung (Metisa plana) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dengan Sistem Injeksi Batang di Kebun Sei Galuh PTPN V

Indonesia adalah negara produsen minyak kelapa sawit utama di dunia. Peningkatan produksi kelapa sawit saat ini banyak mengalami hambatan diantaranya serangan hama, khususnya hama Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS) jenis ulat kantung. Gejala kerusakannya pada daun kelapa sawit yang terserang adalah daun sawit akan berlubang, mengering seperti terbakar dan melidi. Salah satu cara yang dilakukan dalampengendalian hama terutama ulat kantung (Metisa plana, Pteroma pendula dan Mahasena corbetti) di kebun kelapa sawit adalah trunk injection. Studi Kasus di laksanakan di Afdeling II, Kebun Sei Galuh, PT. Perkebunan Nusantara V yang terletak di Desa Pantai Cermin, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, pada tanggal 13 Juni - 22 Agustus 2022. Kondisi areal perkebunan kelapa sawit seluruhnya merupakan tanaman menghasilkan dengan tahun tanam 2012 hingga 2018. Beberapa blok di Afdeling II ditemukan tanaman kelapa sawit yang terserang hama ulat kantung dengan tingkat serangan sedang-berat. Secara Instruksi Kerja (IK) jika tingkat serangan sudah mencapai kategori sedang-berat, maka dilakukan pengendalian hama dengan sistem injeksi batang. Pengendalian dengan metode injeksi batang dilakukan pada tanaman kelapa sawit dengan umur minimal 8 tahun. Injeksi batang dilakukan maksimal 2 kali aplikasi dalam setahun pada pohon yang sama dengan menggunakan Insektisida yang berbahan aktif asefat atau sejenisnya. Untuk tanaman yang belum mencapai umur 8 tahun, dapat dilakukan pengendalian secara mekanis. Namun, metode ini belum cukup mampu menekan populasi hama ulat kantung, sehingga metode pengendalian tersebut kurang efisien. Pengendalian yang terlambat adalah pemicu tingginya serangan hama, hal ini disebabkan oleh perkembangan hama yang sangat cepat. Oleh sebab itu, kebun melakukan tindakan pengendalian hama dengan metode injeksi batang. Pengendalian secara kimia merupakan upaya terakhir dalam menekan populasi hama. Pengendalian dengan metode injeksi batang juga diaplikasikan pada tanaman dengan umur < 8 tahun. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah perpindahan hama ulat kantung ke blok lainnya. Namun perlu diketahui bahwa pengendalian hama dengan metode injeksi batang pada tanaman yang berumur dibawah 8 tahun dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal dan menyebabkan resistensi organisme pengganggu tumbuhan. Setelah dilakukan pengendalian hama dengan metode injeksi batang, dari pengamatan mortalitas pada hari ke-7, ke-14 dan ke-21 dapat diketahui bahwa persentase angka kematian ulat kantung pada blok yang telah dilakukan perlakuan meningkat secara signifikan. Berdasarkan hasil, perhitungan mortalitas mencapai > 90% yang dapat diartikan bahwa kegiatan pengendalian hama ulat kantung dengan metode injeksi batang di Afdeling II,Kebun Sei Galuh, PT. Perkebunan Nusantara V adalah efektif. Selama beberapa minggu pengamatan, tidak ada ditemukan tanda-tanda dampak negatif pada tanaman kelapa sawit yang berumur < 8 tahun setelah dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan metode injeksi batang.