PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DAN ARANG KAYU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF TOP SOIL UNTUK MEDIA TANAM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE-NURSERY

Salah satu penentu keberhasilan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah tahapan pembibitan. Pembibitan bertujuan untukmenyiapkan tanaman agar mampu beradaptasi dan tumbuh sesuai dengan lingkungan tumbuhnya. Tahapan pembibitan memerlukan waktu sekitar 12 bulan yang terdiri dari tahapan awal (pre-nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Dalam penelitian ini akan fokus pada tahap pembibitan di pre-nursery. Pembibitan pre- nursery tidak terlepas dari kegiatan pemeliharaan yaitu pemberian air dan pemupukan. Pada dasarnya media tanaman terbaik yang digunakan pada pembibitan awal kelapa sawit terdapat pada lapisan tanah yang paling atas (topsoil) dengan ketebalan 10 sampai 30 cm. Lapisan tanah top soil kandungan bahan organiknya tinggi, akan tetapi pada masa sekarang ini ketersediaannya sudah jarang ditemukan sehingga perlu suatu solusi sebagai penggantinya. Salah satu alternatifnya pada penelitian ini menggunakan bahan organik abu sekam padi dengan arang kayu, sebagai dugaan untuk menguji pengaruh abu sekam padi dan arang kayu sebagai media tumbuh terhadap beberapa indikator pertumbuhan yang baik bagi bibit kelapa sawit. Abu sekam padi memiliki kandungan unsur hara yangbaik bagi tanaman dan arang kayu sebagai penetral zat residu, juga dapat memurnikan air.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama adalah mengugunakan abu sekam padi dengan taraf empat perlakuan, yaitu : kontrol, 10%, 20%, 30% /polybag. Faktor kedua adalah arang kayu dengan taraf empat perlakuan, yaitu: kontrol, 10%, 20%, 30% /polybag. Kedua faktor tersebut di atas memberikan 16 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang empat kali sehingga terdapat 64 satuan percobaan. Untuk jumlah keseluruhan 96 sampel percobaan, karena menggunakan 2 sampeltanaman/perlakuan. Untuk jumlah keseluruhan ada 120 tanaman dengan rincian adalah 96 tanaman sampel dan 24 tanaman. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji F dengan uji lanjut DMRT pada taraf nyata 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi perlakuan antara abu sekam padi dan arang kayu yang berbeda memberikan interaksi yang berbeda nyata pada peubah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot basah tajuk, dan bobot basah akar. Namun, komposiisi abu sekam padi dan arang kayu tidak memberikan interaksi yang nyata terhadap panjang akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar. Perlunya dilaksanakan penelitian lebih lanjut terhadap kandungan unsur hara pada masing-masing kombinasi perlakuan sehingga dapat mengetahui potensi digunakannya abu sekam padi dan arang kayu sebagai bahan pengganti top soil dalam pembibitan pre-nursery kelapa sawit. Dengan adanya penelitian terhadap kandungan unsur hara tersebut, dapat meningkatkan prospek penggunaan kombinasi abu sekam padi dengan arang kayu sebagai pengganti top soil sehingga dapat mengetahui secara pasti pemberian unsur hara tambahan (pupuk) yang akan digunakan.