LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I dan II TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT PERKEBUNAN TAMBI KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

PT Perkebunan Tambi merupakan salah satu perkebunan swasta yang memiliki 3 Unit Perkebunan, diantaranya Unit Perkebunan Tambi, Unit Perkebunan Bedakah dan Unit Perkebunan Tanjungsari. PT Perkebunan Tambi bergerak dalam bidang budidaya dan pemasaran komoditi teh yang terletak di Jalan T. Jogonegoro No 39, Wonosobo, Jawa Tengah. PT Perkebunan Tambi memproduksi teh hijau pada Unit Perkebunan Tanjungsari dan teh hitam pada Unit Perkebunan Tambi dan Bedakah. Unit Perkebunan Bedakah terletak di Desa Tlogomulyo, Kertek, Wonosobo dan berada pada ketinggian 1.300 m dibawah permukaan laut. Unit Perkebunan Bedakah memiliki topografi datar dan berbukit dan jenis tanahnya andisol. Unit Perkebunan Bedakah memiliki 6 blok yang terdiri dari blok Bismo dengan luasan 60,86 Ha, blok Rinjani dengan luasan 42,71 Ha, blok Agropuro (59,22 Ha), blok Muria (59,45 Ha), blok Mandala (60,75 Ha) dan blok Kembang dengan luasan 45,50 Ha.
Teknis budidaya yang dilakukan selama PKL I dan II di Unit Perkebunan Bedakah mulai dari pembibitan dengan vegetatif, kemudian pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan berupa pembentukan bidang petik, pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) yang meliputi pengendalian gulma secara manual (babad bokor) dan secara kimia, pengendalian hama dan penyakit dengan kimia, pemupukan, penyulaman dan pemangkasan, lalu panen dan angkut. Semua kegiatan yang dilakukan berpanduan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Pemangkasan produksi bertujuan untuk mengusahakan pertumbuhan tanaman teh agar tetap pada masa vegetatif, mengusahakan agar bidang petik tetap rendah sehingga mempermudah dan mempercepat pengumpulan hasil (panen), merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru yang lebih banyak, memperbaiki bentuk tanaman, membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki yang dapat menghambat pertumbuhan tunas baru. Pemangkasan produksi di Unit Perkebunan Bedakah menggunakan alat sabit sehingga kurang efektif dan tenaga kerja kurang, sebaiknya menggunakan mesin dalam pemangkasan agar efektif dan batang tidak pecah serta sistem masih borongan untuk pekerjanya sehingga pekerja lebih mementingkan kuantitas dari pada kualitas pada pangkasan tanaman teh.